Pada suatu waktu,ada seorang guru yang ingin mengambil cuti dari kehidupannya sehari-hari sebagai guru.Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke sebuah pantai dan meminta seorang nelayan untuk membawanya pergi merentasi lautan sampai ke Amazon.
Seperempat lagi perjalanan dia bertanya lagi dengan nelayan tersebut,"Apakah dia mempelajari ilmu biologi dan sains?".Si nelayan menjawab bahawa ilmu biologi yang dia pelajari hanyalah mengetahui jenis-jenis ikan yang di lautan.
"Nelayan bodoh!!,dengan tidak menguasai sains kamu sudah kehilangan seperempat kehidupanmu."
Kemudian guru tersebut bertanya apakah nelayan tersebut mempelajari matematik.Si nelayan menjawab bahawa matematik yang dipelajarinya ialah untuk menimbang hasil tangkapannya.Lagi-lagi guru tersebut tersebut mengatakan betapa bodohnya si nelayan dan dia sudah kehilangan lagi seperempat kehidupannya.
Selanjutnya,di perjalanan setelah jauh dari pantai dan mendekati Horizon,guru tersebut bertanya lagi"Apa erti awn hitam yang berarak di langit?"
"Taufan badai akan segera datang,dan akan membuat lautan menjadi sangat berbahaya,"jawab si nelayan,dan menyambung,"Apakah tuan boleh berenang?"
Ternyata guru tersebut tidak tahu berenang!Si nelayan seraya berkata,"Saya boleh sahaja kehilangan tiga perempat kehidupan saya dengan tidak mempelajari tiga subjek yang diutarakan oleh tuan guru tadi,tetapi tuan akan kehilangan seluruh kehidupan yang dimiliki". Kemudian nelayan tersebut melompat dari perahu dan berenang ke pantai sedangkan guru tersebut terkapai-kapai terus tenggelam!
Demikian juga dalam kehidupan kita,baik dalam pekerjaan ataupun pergaulan sehari-hari.Kadang-kadang kita meremehkan teman,anak buah ataupun sesama rakan kerja.Kalimah"Kamu tahu apa" atau "si anu tidak tidak tahu apa-apa"mungkin secara tidak sedar sering kita ungkapkan ketika sedang membahaskan sebuah permasalahan.Padahal,ada kalanya orang lain lebih mengetahui dan mempunyai kemampuan tertentu yang dapat mengatasi masalah yang timbul.
Seorang operator color mixing di sebuah kilang tekstil atau cat mungkin lebih mengetahui hal-hal yang yang bersifat teknikal daripada orang atasannya.Kesimpulannya,orang yang bertugas didalmnya boleh dikatakan memahami secara terperinci apa yang dikerjakan dibandingkan"orang luar"yang hanya tahu "kulitnya" sahaja.
Mengenai keadaan dan persaingan yang terjadi di pasaran terbuka,pengetahuan sorang pengurus pemasaran mungkin akan kalah dibandingkan dengan seorang peniaga runcit.
Atau sebaliknya,kita sering memandang remeh orang baru.Kita menganggap orang baru tersebut tidak mengetahui secara mendalam perniagaan tersebut tetapi orang baru tersebut mungkin akan mengutarakan idea-idea baru.
Sayangnya,kita kini dibutakan oleh ego,pengalaman,pangkat dan jawatan kita sehingga mungkin atau menganggap remeh orang lain yang ada pengalaman,kedudukan atau pendidikan di bawah kita. Padahal.kita memerlukan orang lain dan tidak boleh 100% bergantung kepada kemampuan diri sendiri.Apabila sebuah masalah muncul,kita tidak mampu mengatasinya dengan hanya mengharapkan kemampuan yang kita miliki tetapi wajarlah kita menggabungkan kemampuan kita dengan orang lain supaya dapat menyelesaikan masalah bersama.
Sehingga perahu kita tenggelam,kita masih akan ditolong oleh orang lain yang kita hargai kemampuannya.Tidak sperti guru yang akhirnya ditinggalkan di perahu yang sedang dilanda badai dan dibiarkan mati tenggelam kerana tidak menghargai kemampuan nelayan yang membawanya.
Yang menjadi pertanyaan kita sekarang sebagai khalifah di muka bumi,apakah kita masih suka bertingkah laku seperti guru tersebut?Bila ya,dan sekerap mana?
P/S:rEnUnG2KaNlAh wAhAi MaNuSiA SeKaLiAn AlAm..AdAkAh KiTa mASi bEgItU AtAu tIdAk?..TePuK DaDa TaNyA ImAn...